Perkembangan Psikologis Remaja dan Study Kasus


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Seringkali dengan mudahnya orang mendefinisikan remaja sebagai periode masa transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa, atau usia belasan tahun, atau jika seseorang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah tidur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya. Namun medefinisikan remaja tidaklah semudah itu.
Masa remaja pada masa 11 tahun ciri-ciri sekunder telah nampak, tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego identity, menurut Erik Erikson), tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual (menurut Freud) dan tercapainya puncak perkembangan kognitif (Piaget) maupun moral (Kohlberg) kriteria psikologik. Pada makalah ini akan menjelaskan teori-teori tentang perkembangan remaja yang meliputi perkembangan kognitif, psikoanalisis, tingkah laku dan belajar social, serta ekologis dari beberapa tokoh-tokoh psikologi. 


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana remaja dalam perkembangan jiwa manusia?
2.      Bagaimana pendapat para tokoh tentang masa remaja?
3.      Apa saja teori-teori perkembangan dalam masa remaja?
4.       Salah satu penyimpangan yang terjadi pada masa remaja ?
C.    Tujuan
1.      Dapat mengetahui mengenai remaja dalam perkembangan jiwa manusia;
2.      Dapat mengetahui pendapat para tokoh tentang remaja;
3.      Dapat mengetahui teori-teori perkembangan dalam masa remaja.
4.      Dapat mengetahui Penyimpangan yang terjadi dalam pertumbuhan Remaja.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Remaja dalam Perkembangan Jiwa Manusia
Aristoteles adalah seorang filsuf yang membedakan matter (wujud lahiriah) dan form (isi kejiwaan). Setiap matter, menurut Aristoteles, selalu mengandung form  di dalamnya, tidak perduli apakah itu biji jagung atau manusia. Hanya Tuhan saja merupakan form tanpamatter.
Pandangan Aristoteles ini sampai sekarang masih berpengaruh pada dunia modern kita, antara lain dengan tetap dipakainya batas usia 21 tahun dalam kitab-kitab hokum di berbagai Negara, sebagai batas usia dewasa.
Akan tetapi pendapat Aristoteles ini tidak didukung oleh filsuf Perancis J.J Rousseau yang hidup hamper 20 abad kemudian (1712-1778). Rousseau menganut paham Romantic Naturalism, menyatakan bahwa yang terpenting dalam perkembagan jiwa manusia adalah perkembangan perasaannya. Empat tahapan menurut Rousseau adalah sebagai berikut :
1.      Umur 0-4 atau 5 tahun : Masa kanak-kanak (infancy). Tahap ini di dominasi oleh perasaan senang (pleasure) dan tidak senang (pain) dan menggambarkan tahap evolusi di mana masih sama dengan binatang.
2.      Umur 5-12 tahun : Masa bandel (savage stage). Tahap ini mencerminkan era manusia liar, manusia pengembara dalam evolusi manusia. Perasaan-perasaan yang dominan dalam periode ini adalah ingin main-main, lari-lari, loncat-loncat, dan sebagainya yang pada pokoknya untuk melatih ketajaman indera dan keterampilan anggota-anggota tubuh.
3.      Umur 12-15 tahun : Bangkitnya akal (ratio), nalar (reason) dan kesadaran diri (self consciousness). Dalam masa ini terdapat energy dan ketakutan fisik yang luar biasa serta tumbuh keinginan tahu dan keinginan coba-coba. Dalam periode ini, anak dianjurkan belajar tentang alam dan kesenian, tetapi yang penting adalah proses belajarnya, bukan hasilnya. Anak akan belajar dengan sendirinya, karena periode ini mencerminkan ilmu pengetahuan dalam evolusi manusia.
4.      Umur 15-20 tahun : Dinamika masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) da merupakan puncak perkembangan emosi. Dalam tahap ini terjadi perubahan dari kecenderungan memperhatikan harga diri. Gejala lain yang timbul juga dalam tahap ini adalah bangkitnya dorongan seks. (Muss. 1968. 27-30)
Teori Rousseau yang merekapitulasi (meringkas) perkembangan evolusi umat manusia pada perkembangan individu manusia mempunyai pengikut di awal abad ke- 20, yaitu G.S. Hall (1844-1924) seorang sarjana Psikologi Amerika Serikat yang oleh beberapa buku teks disebut sebagai Bapak Psikologi Remaja.
Hall juga membagi perkembangan manusia dalam 4 tahapan yang mencerminkan tahap-tahap perkembangan umat manusia sebagai berikut :
1.      Masa kanak-kanak (infancy): 0-4 tahun, mencerminkan tahap hewan dari evolusi umat manusia.
2.      Masa ank-anak (childbood): 4-8 tahun, mencerminkan masa manusia liar, manusia yang masih menggantungkan hidupnya pada berburu atau mencari ikan.
3.      Masa muda (youth or preadolescence): 8-12 tahun, mencerminkan era manusia sudah lebih mengenal kebudayaan, tetapi masih setengah liar (semi-barbarian).
4.      Masa remaja (adolescence): 12-25 tahun, yaitu masa topan-badai (strum and drang), yang mencerminkan kebudayaan modern yang penuh gejolak akibat pertentangan nilai-nilai.
Seperti Rousseau juga, Hall berpendapat bahwa mendidik anak harus dengan cara memberinya kebebasan seluas-luasnya, karena perkembangan jiwa manusia tidak banyak dipengaruhi oleh lingkungannya, melainkan sudah digariskan oleh alam sendiri. Hall bahkan mengatakan bahwa remaja boleh mencari jalannya sendiri dan boleh mengkritik orang dewasa (Jensen. 1985. 39-45) 
Dari masa Aristoteles sampai G.S. Hall tampak telah ada kesepakatan tentang adanya kurun waktu usia tertentu yang merupakan peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, tetapi bagaimana proses itu terjadi dalam kurun waktu usia termaksud belum ada penjelasannya. Maka dari itu, salah satu penulis yang mencoba menerangkan tahap-tahap perkembangan dalam kurun usia remaja adalah Petro Blos (1962). Blos yang penganut aliran psikoanalisis berpendapat bahwa perkembangan pada hakikatnya adalah usaha peyesuaian diri (coping), yaitu untuk secara aktif mengatasi stress dan mencari jalan keluar baru dari berbagai masalah. Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja, yaitu sebagai berikut :
1.      Remaja awal (early adolescence)
Pada tahap ini remaja masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Remaja dapat mengembangkan pikiran-pikiran yang baru, cepat teratarik pada lawan jenis, dan mudah merasa terangsang secara erotis.
2.      Remaja madya (middle adolescence)
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ia merasa senang bila memiliki banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan “narcistic”, yaitu mencintai dirinya sendiri, serta menyukai teman-temannya yang memiliki sifat sama seperti diriya.
3.      Remaja akhir (late adolescence)
Pada tahap ini dapat disebut masa konsolidasi menuju periode masa dewasa dengan mencapai 5 hal, yaitu:
a.       Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek
b.      Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru
c.       Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi
d.      Egoisentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain
e.       Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public).  (Sarlito. 2003. 24-25)

B.     Pendapat Para Tokoh tentang Masa Remaja

·           Pendapat-pendapat yang didasarkan pada pandangan filosofis
Para ahli klasik berpendapat bahwa perkembangan individu melalui taraf-taraf dan fase-fase tertentu yang mempunyai spesifikasi masing-masing. Klasifikasi masa remaja adalah perkembangan kematang fisik (early adolescence), kemudian diikuti masa kematangan emosi (second adolescence) dan diakhiri dengan perkembangan intelek. Klasifikasi ini sangat mempengaruhi ahli-ahli pada masa modern, antara lain:
1.      Vives         : proses belajar itu melalui taraf-taraf perkembangan pendirian, perkembangan igatan dan khayalan dan diakhiri oleh perkembangan pikiran. Oleh karena itu masa remaja adalah masa perkembangan pikiran  secara cepat.
2.      Comenius  : belajar itu melalui proses perkembangan pendirian, ingatan dan khayal, pikiran dan pertimbangan, diakhiri oleh perkembangan kemauan. Masa remaja ini adalah masa perkembangan pikiran dan pertimbangan dan kemauan yang pesat.
3.      Rousseau   : menghubungkan perkembangan individu dengan perkembangan peradaban manusia, pertumbuhan dan perkembangan individu dan keadaan hidup mempunyai suatu proses penyempurnaan dan pematangan diri secara sendiri-sendiri. Pendapat Rousseau dapat mempengaruhi bidang pendidikan, bahwa pendidikan haruslah didasarkan pada alam di mana anak didik itu hidup.  
·      Pendapat-pendapat yang didasarkan pada pandangan empiris
1.      Pendapat Stanley Hall
Pandangannya ini didsarkan pada pandangan filosofis, observasi, dan eksperimen yang dihubungkn dengan pribadi manusia, berikut ini pendapatnya tentang masa remaja :
a.       Teori tentang perkembangan pribadi
Menjelaskan bahwa “the real ego” suatu yang perkembangannya disamakan dengan insting yang dipengaruhi oleh pengalaman dan belajar
b.      Teori tentang masa remaja
o   Masa remaja adalah masa neo-atavistis atau masa kelahiran kembali, karena masa ini timbul fungsi-fungsi baru yang belum pernah muncul sebelumnya. Diantaranya dorongan-dorongan  kelamin yang mewujudkan hubungan cinta ini merupakan fungsi baru yang sangat menonjol.
o   Masa remaja adalah masa “stress and strain” (masa kegoncangan dan kebimbangan). Akibatnya para pemuda-pemudi melakukan penolakan-penolakan pada kebiasaan dirumah, sekolah dan megasingkan diri dari kehidupan umum , membentuk kelompok-kelompok. Mereka bersifat sentimental, mudah tergoncang dan bingung.  
2.      Pandangan Freud
Freud menolak pendapat Stanley Hall, bahwa dorongan-dorongan kelamin itu sudah timbul sejak masa kanak-kanak. Fase perkembangan kelamin menurut Freud :
a.       Masa “organ pleasure” atau pemuasan anggota badan terjadi pada masa bayi umur 5 tahun.
b.      Masa “Latency period” terjadi pada umur 6-8 tahun.
c.       Masa pubertas
(Panut, dan Ida. 1999. 19-22)

C.     Teori-teori Perkembangan dalam Masa Remaja
Pembahasan tentang perkembangan remaja berkaitan dengan teori utama dari para tokoh-tokoh psikologi, yaitu psikoanalisa, kognitif, belajar social dan tigkah laku, serta ekologi. Ketika suatu teori nampaknya mampu menjelaskan perkembangan remaja dengan tepat. Perkembangan remaja bersifat kompleks dan mempunyai banyak sisi. Walaupun tidak ada satu teori pun yang menjelaskan semua aspek perkembangan remaja, setiap teori telah memberikan sumbangan pada pemahaman tentang perkembanga remaja ini. Secara keseluruhan, bermacam-macam teori membantu untuk melihat keseluruhan mengenai remaja, yaitu sebagai berikut:
1.    Teori Psikoanalisa
Ahli teori psikoanalitik menegaskan bahwa pengalaman pada masa dini dengan orang tua akan sangat membentuk perkembangan. Ciri-ciri tersebut dipelajari dalam teori psikoanalisa yang utama, yaitu dari Sigmund Freud. Freud mengatakan bahwa kepribadian memiliki tiga struktur, yaitu id, ego, dan superego. Id adalah struktur dari Freud tentang kepribadian yang terdiri dari dari naluri, yang merupakan sumber energy psikis seseorang. Ego adalah struktur kepribadian yang berfungsi meghadapi tuntutan realitas yang dikemukakan Freud. Superego adalah struktur kepribadian dari Freud yang merupakan cabang moral dari kepribadian.
Dari teori besar Freud yaitu id, ego, dan superego, Freud percaya bahwa dipenuhi oleh ketegangan dan konflik. Untuk mengurangi ketegangan ini, remaja menyimpan informasi dalam pikiran tidak sadar mereka. Ia juga mengatakan bahwa tingkah laku yang sekecil apapun mempunyai makna khusus bila kekuatan tidak sadar di balik tingkah laku tersebut ditampilkan.
2.    .     Teori Kognitif
Apabila teori psikoanalisa menekankan pada pentingnya pikiran remaja yang tidak disadari, maka teori-teori kognitif mementingkan pikiran-pikiran sadar mereka. Dua teori kognitif yang penting adalah teori perkembangan kognitif dan Piaget dan teori pemrosesan informasi.
Menurut teori Piaget, remaja secara aktif mengkontruksikan dunia kognitif mereka sendiri, informasi tidak hanya dicurahkan ke dalam pikiran mereka di lingkungan. Piaget juga menyatakan bahwa remaja menyesuaikan pikiran mereka dengan memasukkan gagasan-gagasan baru, karena tambahan informasi akan mengembangkan pemahaman. Empat tahapan dari Piaget adalah sebagai berikut :
·         Tahap sensorimotorik (sensoriotor stage), yang berlangsung dari lahir sampai kira-kira 2 tahun. Pada tahap ini, anak mengkonstruksikan mengenai dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman sensoris (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan fisik dan motorik.
·         Tahap praoperasional (preoperational stage) adalah yang berlangsung kira-kira usia 2-7 tahun. Pada tahap ini, anak memulai mempersentasikan dunia dengan kata-kata, citra, dan gambar-gambar.
·         Tahap operasional konkrit (concrete operational stage) adalah yang berlangsung dari kira-kira 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak dapat melakukan operasi dan penalaran logis, menggatikan pemikiran logis, menggantikan pemikiran intuitif, sepanjang penalaran dapat diaplikasikan pada contoh atau konkrit
·         Tahap operasional formal (formal operational stage) adalah yang terjadi antara usia 11 dan 15 tahun. Pada tahap ini, individu bergerak melebihi dunia pengalaman yang actual dan konkrit, dan mengubah cara berpikir tentag perkembangan berpikir anak dan remaja.













D.    HASIL PENELITIAN

a.      Identitas Objek Penelitian

Nama               : FA (inisial)
Umur               : 17 thn
Alamat                        : Mokupa
Status              : Pelajar
TTL                 : Manado, 21 Januari 1997.
Jenis Kelamin  : Laki- Laki
b.      Hasil Penelitian
FA ini adalah seorang anak remaja yang lumayan aktif dalam kehidupan sehari-hari, dia anak yang rajin mengikuti kegiatan peribadatan, dia adalah Tunggal dari kedua orang tuanya. Jadi kehidupannya cukup dimanja oleh orang tuanya.
Yang terjadi pada FA adalah dia lebih banyak bermain dengan teman-teman yang berjenis kelamin Perempuan dari pada Laki-Laki, disini saya akan menuangkan hasil penelitian saya tentang Anak Remaja Yang Kemayu-mayuan dan Hanya Ingin Bergaul dengan Lawan Jenisnya. Tepapi pertumbuhan yang terjadi pada FA adalah pertumbuhan yang normal. Badannya berkembang seperti Remaja lelaki umumnya.
Setelah saya memerhatikan FA beberapa hari saya baru menyadari bahwa FA lebih suka bergaul atau bermain dengan Lawan jenisnya (Perempuan), saya mulai menyadari bahwa gaya dari FA yang Kemayu-mayuan, mungkin diakibatkan oleh pergaulannya yang lebih sering dengan perempuan. Itulah salah satu alasan mengapa dia  bergaya Kemayu-mayuan atau Keperempuan, alasan kedua mungkin karena orang tuanya tidak pernah memarahinya tentang bagaimana pergaulannya dan gayanya, karena dia adalah anak Tunggal, orang tua juga terlalu memanjakan anaknya sehingga anak (FA) tidak mengetahui mana yang baik untuk dia lakukan dan tidak baik dia lakukan dan dia perbuat.

            FA tidak suka bergaul dengan lelaki karena teman-teman lelaki sepergaulannya (Sebaya) dirasanya berlaku kasar, jadi dia lebih merasa nyaman bergaul dengan Perempuan tidak kasar dalam pergaulannya. Maka, FA lebih menjurus kepada pergaulan dengan perempuan dan perilakunya menyerupai perempuan juga.
            Tidak dapat dipungkiri bahwa FA lebih suka untuk bergaul dengan teman-temannya yang Perempuan karena dia sudah dekat dengan Perempuan sejak kecil, sehingga kalau dia bergaul dengan laki-laki dia merasa TERSISIHKAN dan diejek-ejek karena perilakunya yang menjurus seperti Perempuan.
            Seorang Remaja sangat rentang dengan yang namanya PERGAULAN, pergaulan dalam masa remaja akan memengaruhi masa depan sang anak. Kecuali, sang anak memiliki kemauan untuk merubah kebiasaannya dan jika ada orang yang menegor sesuai dengan tingkat psikologis remaja tersebut.
           








BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang saya dapatkan dari hasil penelitian saya. Bahwa, seorang Perilaku dan Psikologis dari seorang remaja sangat berpengaruh dari Pergaulan dan didikan orang tua, jika seorang Remaja di tempatkan di pergaulan yang baik maka dia akan menjadi baik juga, dan jika dia di tempatkan pada pergaulan yang tidak baik maka dia akan menjadi tidak baik juga, dan juga kalau orang tua sangat memerhatikan pergaulan dari anaknya Perkembangan dari Psikologi anak tersebut akan terpantau dan akan berjalan sesuai dengan Hakekatnya sendiri, tidak menyimpang dari perkembangan Normalnya, jadi Peran orang tua sangatlah penting dalam menempatkan anaknya dalam pergaulan dalam Keluarga. Jika, orang tua terlalu memanjakan akan anaknya maka makin besar penyimpangan yang akan terjadi pada Remaja tersebut.















DAFTAR PUSTAKA

Objek Penelitian.

Perkembangan Masa remaja, http://rendywirajuniarta.blogspot.com/2011/04/teori-perkembangan-masa-remaja.html. di Akses pada tanggal 5 Mei 2014.

Post a Comment

0 Comments

Close Menu