A.
PENDAHULUAN
Apologetika adalah cabang
dari ilmu teologia yang mempelajari pembelaan dan pembuktian kebenaran Kristen
dengan tujuan mendewasakan umat dan memberitakan injil. Apologetika juga
merupakan ilmu yang mengajar orang Kristen bagaimana memberi pertanggung
jawaban tentang iman dan pengharapan yang diyakini.
Pada permulaan gereja
seluruh usaha bersifat apologetis; baru kemudian hari timbullah teologia dan
cabang-cabang teologia yang lain. Keadaan ini berhubungan dengan situasi
serbamisioner dari gereja pertama. Apologi dalam arti terbatas, yakni apologi
secaara intelektuail, dalam bentuk pikiran, bertambah berkembang. Maka tidak
mengherankan bahwa teolog-teolog pertama gereja Kristen disebut para Apologet,
sebab karangan-karangan mereka semata-mata bersifat apologetik.
Para apologet mula-mula
hidup dengan para bapak gereja rasuli, tetapi mereka sulit disebut sebagai
teolog secara teknis. Mereka tetap menulis di dalam usaha untuk meyakinkan
kekristenan. Di dalam menjelaskan ajaran Kristen mereka membahas mengenai tema
doktrin.
![]() |
·
Id.m.Wikipedia.org/wikipedia/apologetik
B.
Tokoh-Tokoh Gereja/ Para Apologet Awal
Clemens
dari Alexandria
1
Clemens dari Alexandria
adalah seorang Bapa Gereja Timur pada periode Gereja Lama. Clemens menghasilkan
beberapa tulisan penting yang ditulisnya pada waktu ia mengajar dan menjadi
pemimpin sekolah kateketik di Alexandria. Tulisannya yang terpenting adalah Protreptikos (Nasihat-nasihat kepada Orang
Yunani), Paedagogus (Pengajar) dan Stromateis (Aneka Ragam).
Pentingnya Clemens dari
Alexandria dalam sejarah gereja adalah keberanian dan keberhasilannya dalam
mengadakan hubungan yang baik antara iman Kristen dengan filsafat. Pada masa
ini orang takut untuk menghubungkan (memperdamaikan) antara kedua hal itu,
karena akan membawa kepada kesesatan. Usaha tersebut didasarkan pada
pertimbangannya, bahwa jikalau gereja menutup diri terhadap kebudayaan dan
filsafat Yunani, maka gereja akan tertutup bagi orang-orang yang berpendidikan.
Oleh karena itu dalam pandangan teologinya ia memakai konsep-konsep filsafat
Yunani, sekalipun ia tidak berhasil sepenuhnya.
Dalam hubungan dengan
Gnostik, Clemens berpendapat bahwa iman dan gnostis
tidak ada pertentangan. Iman diperlakukan bagi setiap orang Kristen. Namun
di samping iman masih ada hal yang lebih tinggi, yaitu gnosis (pengetahuan). Gnosis itu diperlukan oleh orang
Kristen yang dapat berpikir lebih mendalam.
Gnosis (pengetahuan) tidak menghilangkan iman tetapi menerangi iman oleh
karena itu, tanpa iman tidak mungkin gnosis
itu ada. Dengan demikian Clemens telah berjasa untuk melepaskan gereja dari
ketertutupannya terhadap kalangan intelektual pada masa itu.
Origenes
2
Origenes adalah seorang
genius yang menulis banyak buku sehingga ia di beri julukan Adamantius.
Pandangan-pandangan teologinya sangat berpengaruhpada zamannya, bahkan melewati
zamannya sendiri. Pandangan teologinya menimbulkan pertikaian panjang, yang
pada akhirnya beberapa pokok ajarannya dinyatakan sesat sesudah tiga abad
kemudian dari masa hidupnya.

·
Dr. F.D. Wellem, M.Th. Tokoh-Tokoh
Dalam Sejarah Gereja. Jakarta. BPK Gunung Mulia. Hal 58-59
·
Dr. F.D. Wellem, M.Th. Tokoh-Tokoh
Dalam Sejarah Gereja. Jakarta. BPK Gunung Mulia. Hal 150-153
Origenes adalah seorang bapa
apologetika yang gigih mempertahankan kebenaran iman Kristen. Karyanya yang
masih ada pada kita adalah Contra Celsum.
Karya ini ditulis untuk membela kebenaran iman Kristen atas serangan Celsus,
seorang filsuf Epikurean.
Origens termasuk tokoh-tokoh
teolog gereja-gereja lama yang paling besar. Juga merupakan orang yang paling
berjasa dalam bidang ilmu alkitab. Sistemnya dipengaruhi oleh gnostik dan
filsafat Hellenistis, ia mencoba mengekspresikan iman Kristen dengan cara yang
dapat dimengerti oleh orang-orang sesamanya
Tertullianus
3
Nama lengkapnya adalah
Quintus Septimius Florens Tertullianus. Ia adalah Bapa Teologi Latin yang
menulis banyak karya dalam bahasa-bahasa Latin. Tertullianus adalah pembela
iman Katolik ortodoks yang gigih, namun pada tahun-tahun akhir hidupnya ia
meninggalkan gereja yang am dan menjadi anggota serta pemimpin aliran
Montanisme di Kartago, Afrika Utara.
Tertullianus adalah seorang
tokoh Apologet yang bersikap membela iman Kristen terhadap tuduhan-tuduhan yang
bermacam-macam terhadap salah paham dan serangan-serangan lain. Persoalannya
adalah soal-soal etis yang berhubungan erat dengan hidup kongkrit orang
Kristen. Ia sangat bertentangan bahkan bermusuhan dengan filsafat dan
kebudayaan kafir. Baginya, kebenaran Iman Kristen adalah mutlak dan tidak ada
unsur-unsur kebenaran di dalam pikiran lain. Tertullianus adalah teolog dari
pertengahan paradox. Ungkapan yang sering diucapkannya adalah “Credo Quia Absurdum” yang artinya aku
percaya sebab mustahil. Ia selalu menekankan menekankan distansi antara injil
dan pikiran manusia.

3 Dr. F.D. Wellem, M.Th.
Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja. Jakarta.
BPK Gunung Mulia.
Hal 179-180
Augustianus4
Ia merupakan seorang bapa gereja yang
pandangan-pandangan teologinya sangat berpengaruh dalam Gereja Barat.
Augustianus adalah seorang teolog besar dalam sejarah gereja. Ia adalah murid
Paulus. Ia banyak menulis yang di dalamnya kita dapat menimba pandangan
teologinya. Ia juga seorang yang dikenal sebagai pelawan penyesat-penyesat yang
gigih. Dalam perlawanannya dengan Donatisme ia menguraikan pandangan tentang
gereja dan sakramen. Baginya, gereja bukanlah persekutuan yang eklusif, yaitu
yang hanya terdiri dari orang-orang suci. Gereja adalah kudud pada dirinya
sendiri, bukan karena kekudusan (kesucian) anggota-anggotanya. Di dalam gereja
terdapat orang-orang yang baik dan orang-orang yang jahat. Di luar gereja
terdapat pula orang-orang baik. Tampaknya Augustinus berpendapat bahwa
orang-orang yang baik yang berada di luar gereja akan menjadi anggota gereja
sebelum mereka meninggal.
Yang paling menonjol dalam apologetic Augustianus
adalah tentang sejarah yang dituangkan dalam buku “De Civitate Dei” (tentang kerajaan/Negara/Negeri Allah). Menurut
dia arti sejarah bukan terletak dalam salah satu kuasa atau kerajaan
duniawipun, melainkan arti sejarah terletak dalam kerajaan Allah (Civitas Dei, Perkataan ‘civitas’ dalam bahasa Indonesia mungkin
paling tepat dapat diterjemahkan dengan “negeri”). Sejarah adalah proses yang
di dalamnya Allah bekerja dan dan mewujudkan maksudnya di dalam Yesus Kristus,
dimana kita tidak perlu tergoncang oleh kejadian apapun. Agustinus merombak
pengertian tentang sejarah yang bersifat lingkaran yang berasal dari filsafat
Yunani dan pikiran kafir pada umumnya serta menggantinya dengan pengertian
tentang sejarah yang bersifat garis, yang berasal dari alam pikiran Ibrani
dalam Perjanjian Lama. Pendeknya dapat dikatakan bahwa Agustinus mengajarkan
untuk menilai segala sesuatu dari unsur akhir garis sejarah ini, yaitu dari eschaton (hal yang terakhir). Dalam buku
De Civitate Dei, Augudtinus menempati
kedudukan yang amat penting dalam apologetika. Disini iman Kristen di
pertanggungjawabkan dengan cara yang tak pernah akan kehilangan aktualitasnya.
Augustinus mencari sintesa antara Injil Yesus Kristus dan pikiran manusia. Akan
tetapi sintesa yang dicapai oleh Augustinus adalah lebih dalam sebab lebih
Alkitabiah daripada sintesa Clemens dan Origenes.
![]() |
4.
Dr. F.D. Wellem, M.Th. Tokoh-Tokoh
Dalam Sejarah Gereja. Jakarta. BPK Gunung Mulia. Hal 23-25
C. KESIMPULAN
Secara menyeluruh dapat disimpulkan bahwa, dibagian Timur
Gereja lama mempunyai kecenderungan untuk makin hari makin lebih menyesuaikan
diri dengan pikiran Yunani. Istilah-istilah dan jalan piker para filsafat kafir
digunakan untuk merumuskan iman Kristen. Perkembangan ini adalah dasar dari
penyebaran iman Kristen sampai di hati kebudayaan Hellenis. Dengan demikian
usaha Gereja lama. merupakan usaha apologetis yang sejati. Perkembangan
yang lain, yaitu yang lebih praktis dan lebih menekankan motif distansi, kita
saksikan di bagian Barat Gereja lama.
DAFTAR PUSTAKA
·
Dr. F.D. Wellem, M.Th. Tokoh-Tokoh
Dalam Sejarah Gereja. Jakarta. BPK Gunung Mulia.
·
Id.m.Wikipedia.org/wikipedia/apologetik
3 Comments
i like
ReplyDeleteiloveyou jesus
ReplyDeleteTuhan Yesus Baik Kepada Semua orang
Delete