Definisi dan Pengertian - Pendeta, Ketatalayanan, Jabatan Grejawi

A.    Pengertian kata “Pendeta”
Kata dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai "Gembala (Pendeta/Pastor)" adalah poimen.Ini memiliki arti kata orang yang menggembalakan domba-domba.("Pastor" adalah kata Latin untuk gembala.) "Gembala”  merupakan sebuah metafora untuk menjelaskan peran tertentu yang dilakukan jemaat dalam  gereja. Gembala bukanlah suatu profesi atau gelar.Pada abad pertama gembala tidak dikhususkan dan diprofesikan sebagaimana ada dalam kekristenan modern. Oleh karena  itu, Efesus 4:11 tidak menjelaskan suatu jabatan dan profesi kependetaan, tetapi merupakan  hanya salah satu peran jemaat di antara  banyak peran lainnya  di dalam gereja. Gembala adalah mereka yang secara alami menyediakan,  mengasuh dan merawat domba-domba Tunan. Merupakan suatu kesalahan besar, bila kita menyamakan gembala pada masa awal gereja dengan gembala di gereja masa kini.[1]

            Istilah, penatua, uskup, penilik, gembala, dan pendeta, semua menunjuk kepada jabatan yang sama dalam gereja. Hal ini dapat dilihat dengan memeriksa kata-kata Yunani yang dipergunakan dalam PB untuk menggambarkan para pemimpin gereja. Kata presbuteros, yang digunakan lebih dari 60 kali dalam PB, berarti seorang yang berumur atau penatua. Kata episkopos berarti penilik atau pengawas tinggi dan juga diterjemahkan sebagai “uskup”. Dalam sejumlah terjemahan Alkitab kata poiment berarti “gembala” atau juga “pendeta”.[2]
B.     Tugas dan Jabatan Pendeta/Gembala
Tugas-tugas pendeta diatur dalam TATA GEREJA GMIM dalam bab 2  Tugas-tugas Pelayan Khusus dan bab 6 Tugas Pendeta, memuat :
1.      Bertanggung jawab atas pemberitaan Firman Allah dan pelayanan sakramen-sakramen.
2.      Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas jemaat sebagaimana tercantum dalam peraturan tentang jemaat BAB II pasal 3.
3.      Melaksanakan sakramen-sakramen
4.      Melaksanakan pelayanan katekisasi.
5.      Melaksanakan pelayanan diakonia dalam segala bentuknya.
6.      Memperlengkapi para pelayan agar mampu memperlengkapi anggota-anggota jemaat dan bersama-sama dengan pelayan khusus lainnya memperlengkapi semua anggota jemaat agar dewasa dalam iman.
7.      Bersama-sama dengan komisi pelayanan kategorial dan komisi lainnya bertanggung jawab dalam pelayanan sesuai bidang masing-masing
Penjelasan:
1.      Pelayanan sakdramen dan peneguhan pemberkatan nikah adalah tugas Pendeta. Jika dalam tugas pelayanan itu tiba-tiba pendeta berhalangan dan tidak ada penggantinya maka majelis jemaat melalui BPMJ berunding dan menunjuk pendeta di wilayah bersangkutan.
2.      penekanan pengajaran iman bagi orang dewasa
3.      Penekanan pengajaran iman untuk anak-anak, remaja dan pemuda.[3]
Pada zaman Alkitab, tugas seorang gembala sungguh berat. Dari pagi sampai malam berjalan bersama kawanan dombanya untuk mencari rumput dan sumur untuk mengambil air minum pada siang hari. Tetapi, bukanhanya itu saja! Dalam 1 Sam. 17:34-36 Daud melukiskan apa yang dilakukan sebagai gembala, ia tidak takut singa atau beruang, tetapi berjuang sampai ia berhasil, menyelamatkan domba atau kambing yang mau dirampas dan dibunuh itu.
      Yesus juga menceritakan tentang suatu kemungkinan yang tidak jarang bahwa serigala-serigala harus diusir (1 Yoh. 10:12,13). Seorang gembala adalah seorang yang bekerja sampai lelah, ia harus waspada dan berani, bahkan bersedia mempertaruhkan nyawany sendiri untuk dombanya (Yoh. 10:11). Antara gembala dan domba ada hubungan yang baik, domba mengenal gembalanya (Yoh. 10:3-5, 13) dan gembala mengasihi setiap dombanya. Ingatlah akan kegembiraan seorang gembala, yang mencari dan menemukan seekor dombanya yang hilang (Mat. 18:12-14).[4]

C.     Jabatan menurut Yohanes calvin
Dari reformasi yang dilakukan oleh Yohanes Calvin, mengenal empat jabatan yaitu, pendeta (pastor), pengajar (doctor), penatua (presbyter) dan syamas (diacon). Pendeta-pendeta bersama-sama dengan para penatua merukpakan konsistori, yaitu majelis gereja yang memimpin jemaat dan yang menjalankan disiplin gereja. Peraturan pemilihhan dan penabihsan pejabat-pejabat gereja itu diatur dengan teliti, terutama jabatan pendeta.
Pendeta, memiliki tugas:
1.      Memberitakan firman dan melayankan sakramen
2.      Bersama para penatua mengawasi kehidupan jemaat
3.      Menegur warga gereja yang menyimpang dari ajaran dan peraturan gereja
4.      Berjalan bersama jemaat dalam membangun karakter jemaat
Pengajar adalah semua orang yang terlibat dalam tugas pengajaran, yaitu guru (agama) di sekolah, guru katekisasi, para dosen teologi.Tugas pengajar adalah mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan.
Pemerintahan Gereja
            Kristus mendirikan gereja-nya di dunia dengan suatu pemerintahan yang telah ditentukan-Nya  juga. ‘ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita injil maupun gembala-gemabala dan pengajar-pengajar (Ef 4:11).
           
Rasul nabi adalah jabatan yang bagi sementara waktu saja. Akan tetapi penginjil, gembala dan guru senantiasa diperlukan oleh gereja bagi pembangunan diri (Gembala,guru) dan bagi pelaksanaan tugas gereja yag istimewa, yaitu pemberitaan injil. Mengenai ketia jabatan ini tersurat : ialah yang memberikannya, Yesus Kristus. Disini tekanan terletak pada kepercayaan. Di dalam kenyataannya, mungkinlah ada pejabat yang lebih rendah daripada kita, akan tetapi Kristus memerintahkan Gereja-Nya juga tidak hanya dengan melalui jabatan-jabatan yang khusus tadi, akan tetapi melalaui jabatan yang am dari orang beriman, yaitu jabatan  setiap anggota gereja.

Jadi pemerintah  Kristus dalam gereja bukan hanya melalui jabatan yang khusus, tetapi juga melalui jabatan yang umum. Kedua jabatan ini harus bekerja  bersama-sama dan tentu dapat bekerjabersama-sama oleh karena keduanya dinormir oleh Firman Tuhan. Maka mereka dapat bersama-sama melayani kepalagereja, yaitu Tuhan Yesus Kristus.Dan yang memerintah adalah kristus sendiri dengan Roh suci, da firman Tuhan. Alat-alat yang diapakainya ialah : Jabatan-jabatan yang khusus dan jabatan yang Umum.
Mereka yang menurut penetapan Kristus memimpin pemerintahan gereja, dinamakan oleh paulus: pertama “rasul”; kedua “nabi”; ketiga “pemberita injil”; keempat “gembala” dan yang terakhir “pengajar” (band ef 4:11). Di antara beberapa pemerintahan gereja ini, hanya dua yang disebut terakhir inilah yang memegang jabatan biasa di dalam gereja. Ketiga golongan ini dipekerjakan oleh Tuhan pada permulaan kerajaan-Nya, dan masih juga diadakan-Nya pada kesempatan khusus, bila diperlukan oleh zamannya.
Segala sesuatu di dalam gereja harus berlangsung dengan sopan dan teratur (1Kor 14:40). Hal ini terutama harus diperhartikan baik-baik dalam pengaturan pemerintahannya; karena lebih besar bahayanya bila tidak ada ketertiban di dalam hal ini daripada dalam hal lain.jadi, supaya seorang dapat disebut sebagai pelayan gereja yang benar, maka yang diperlukan pertama-tama adalah supaya dengan teratur ia dipanggil kepada pelayanan itu, dan kedua supaya ia menjawab panggilan itu, artinya dengan memikul dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.[5]


D.    Pemimpin ataukah Pelayan ?
Kedudukan seorang pendeta dalam jemaat yang adalah seorang Pemimpin dan juga seorang Pelayan, sering disalah artikan dan digunakan. Sebelum kita melihat apakah sebenarnya pendeta itu? Pemimpin? Pelayan? Kita lihat terlebih dahulu definisi dari Pemimpin dan Pelayan itu sendiri.
a.      Pemimpin
Menurut J. Robert Clinton yang dikutip oleh Eddie Gibbs dalam bukunya “Kepemimpinan Gereja Masa Mendatang” mendefinisikan “Seorang pemimpin Kristen adalah seorang yang mendapat kapasitas dan tanggung jawab dari Allah untuk memberi pengaruh kepada kelompok umat Allah tertentu untuk menjalankan kehendak Allah bagi kelompok tersebut”. Kepemimpinan Menurut James Kouzes dan Barry Posner  “Kepemimpinan bukanlah milik pribadi dair beberapa orang yang memiliki kharisma. Kepemimpinan adalah proses yang digunkan oleh orang-orang biasa ketika mereka memberikan apa yang terbaik dari diri mereka dan dari orang lain. Kepemimpinan adalahkapasitas seseorang untuk menuntun orang lain ke tempat yang berlum pernah mereka datangi”.[6]



[2] Ronald W. Leigh, Melayani Dengan Efektif, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012 ), hal. 217-218.
[3] BPS GMIM, Tata Gereja GMIM 2007 dan Addendum 2013,
[4] M. Bons-Storm, Apakah Penggembalaan itu?, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 4.
[5]  Yohanes calvin, INSTITUTIO, Pengajaran agama Kristen, (Jakarta, BPK Gunung Mulia,2013), 246.
[6] Eddie Gibbs, Kepemimpinan Gereja Masa Mendatang, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 19-20.

Post a Comment

0 Comments

Close Menu