BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Pendahuluan
Dalam etika Kristen ada yang namanya
pengambilan keputusan etis. Keputusan etis, dimana kita harus mengambil suatu
keputusan yang sulit untuk dipertimbangkan. Sebagai seorang Kristen kita harus
dapat mengambil keputusan-keputusan etis tersebut, karena dalam kehidupan kita
tidak terlepas dengan yang namanya keputusan etis. Dalam pengambilan keputusan
etis juga dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor.
Keputusan etis yang kita buat haruslah
kita pertanggung jawabkan, karena itu
adalah keputusan yang kristis tentang masalah yang sedang kita hadapi.
I.2
Rumusan Masalah
1. Apakah itu keputusan etis ?
2. faktor-faktor yang memengaruhi dalam
mengambil keputusan etis ?
3. bagaimana cara untuk mengambil
keputusan etis ?
I.3
Tujuan Penulisan
Tujuan kami dari kelompok menulis
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan
kepada kami oleh Ibu Dosen. Tetapi juga untuk memberikan pengetahuan yang baru
bagi pembaca tentang Pengambilan Keputusan etis.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Ciri-ciri Keputusan Etis
1. Keputusan
etis menyangkut pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah, apa
yang baik dan apa yang buruk. Etika didefinisikan secara sederhana sebagai
penyelidikan tentang apa yang baik atau benar atau luhur dan apa yang buruk
atau salah atau jahat dalam kelakukan manusia, Juga menaruh perhatian kepada
norma-norma yang membimbing perbuatan seseorang.
Arti dari kata ‘Etika’
hampir sama dengan kata ‘Moralitas’. Tetapi dari dua kata ini memiliki arti
yang berbeda. Moralitas biasanya berbicara
tentang kebaikan atau keburukan kelakuan lahir yang sebenarnya terjadi.
Sedangkan Etika sendiri berbicara tentang pemikiran yang sistematis tentang
kelakuan itu serta motivasi dan keadaan batin yang mendasarinya. Etika
berhubungan dengan tabiat seorang manusia dan juga sikap atau perilaku yang
berasal dari tabiat tersebut.
Etika bersangkutan
dengan kelakuan orang dan juga bagaimana seharusnya kelakuan orang itu. Etika
menyelidiki perbuatan yang dilakukan seseorang dan memberikan bimbingan supaya
orang tersebut dapat memperbaiki perbuatannya.
Etika sering dianggap
sama dengan sopan santun. Tetapi pada hakekatnya etika dan sopan santun itu
berbeda tetapi keduanya menaruh perhatian, kepada bagaimana seseorang harus
bertindak.
2. Pengambilan
keputusan etis sering menyangakut pilihan yang sulit. Banyak orang yang setuju
dengan prinsip-prinsip etis tetapi tidak selalu setuju dalam penerapannya dalam
kehidupan nyata.
Pertimbangan etis perlu
untuk dibedakan dari kemauan etis. Meskipun kita sering mengalami kesulitan
dalam mengambil keputusan apa yang baik, haruslah kita mendapatkan keputusan
yang benar dalam masalah yang rumit sekalipun.
3. Keputusan-keputusan
etis tidak mungkin bisa dihindari. Keputusan etis tidak dapat terhindari dalam
kehidupan kita karena, kita mengambil keputusan-keputusan etis tentang
bagaimana membelanjakan uang kita,
bagaimana bergaul dengan teman-teman kita, dan bagaimana mengerjakan
tugas-tugas kita
4. Kita
hanya bisa dapat mengerti pengambilan keputusan etis jika kita dapat
memperhitungkan hal-hal yang tidak dipertimbangkan disaat pengambilan
keputusan. Keputusan kita tidak hanya dipengaruhi oleh norma-norma yang
dipertimbangkan dan pengertian kita tentang situasi, tetapi juga oleh
kepercayaan kita, tabiat dan lingkungan sosial kita.
II.2
Faktor-faktor dalam pengambilan keputusan etis
1. Iman
a. Iman
sebagai kepercayaan dan kesetiaan kepada hal yang dianggap terpenting. Iman
bukan hanya suatu persetujuan intelektuil bahwa pengajaran tentu benar, dan
juga bukan pengetahuan yang tidak dapat dibuktikan. Tetapi iman adalah
kepercayaan yang praktis pada sesuatu yang lebih dihargai daripada semua yang
lain. Iman adalah kesetiaan kepada hal yang kita anggap paling pokok dalam
kehidupan kita.
b. Iman
sebagai hubungan individu dengan Allah. Iman Kristen berarti persekutuan dengan
Allah, persatuan dengan Dia, penyerahan diri ke dalam tanganNya. Iman adalah
hubungan yang akrab antara Allah dengan manusia
c. Iman
sebagai pengikutsertaan dalam perkerjaan Allah
d. Iman
sebagai pendirian tentang apa yang benar. Iman adalah hubungan perorangan yang
mengandung kepercayaan, kesetiaan, dan kasih. Dan iman ialah penyarahan kepada
kehendah Allah dan partisipasi dalam pekerjaan Allah.
Tehologia
menguraikan sifat dasar dunia, dan etika menguraikan tanggung jawab manusia
berdasarkan atas sifat dasar duia itu.
Iman : empat unsur
dalam satu perkara . Iman adalah kepercayaan dan kesetiaan, iman adalah
tanggapan kepada panggilan perorangan dari Allah dan juga tanggapan kepada
pekerjaan Allah dalam dunia, iman adalah pendirian kebenaran.
2. Tabiat
Tabiat sebagai sumber
perbuatan-perbuatan lahiriah. Tabiat bisa didefinisikan sebagai susunan batin
seseorang yang memberi arah terhadap perbuatan orang tersebut. Tabiat
mengandung perkataan hari tentang pengetahuan apa yang baik dan apa yang buruk.
Tabiat kita terdiri dari sifat-sifat seperti kejujuran, keberanian, dan
kemurahan hati. Bukanlah sifat-sifat yang terpisah tetapi sifat-sifat yang
saling berhubungan dan memiliki hubungan timbul.
Tabiat tidak dapat
disamakan dengan watak. Watak sendiri biasanya dianggap sebagai bentuk dari
diri kita yang dapat secara alamiah dari kita lahir. Watak kita dapatkan di
luar tanggung jawab kita. Banyak orang mengira watak lebih penting dari tabiat,
padahal mereka ada sesuatu yang berbeda tetapi pada dasarnya sama.
Arti tabiat juga hampir
sama dengan budi pekerti. Tetapi, menurut pengertian umum, budi pekerti selalu
berbicara tentang sifat yang baiki. Sedangkan tabiat berbicara tentang karakter
yang baik dan buruk.
3. Lingkungan
Sosial
Pengambilan keputusan
etis mau tidak mau dipengaruhi oleh lingkungan Sosial seperti keluarga,
teman-teman, masyarakat, dan mungkin
oleh gereja.
Pada satu sisi setiap
orang bertanggung jawab atas kelakuannya sendiri. Masing-masing orang wajib memilih norma-norma
dan nilai-nilai moral yang baik serta hidup yang sesuai dengan norma dan nilai
yang ada.
4. Norma-norma
Salah satu faktor dalam
pengambilan keputusan etis adalah norma. Norma ialah patokan yang dipakai untuk
menilai perbuatan manusia dan menolong orang mengambil keputusan yang benar.
Perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan norma baik dianggap benar. Perbuatan
yang tidak sesuai dengan norma yang baik dianggap salah.
Dua jenis norma yang
terpenting ialah prinsip-prinsip dan juga peraturan-peraturan.
5. Situasi
Kita harus mengerti situasi sebelum
mengambil keputusan etis. Karena, kita perlu mengertia situasi supaya bisa
mereapkan norma-norma dan nilai-nilai etis kepada situasi itu. Kita perlu
mengerti situasi supaya kita dapat melakukan perbuatan yang tepat dan berguna
dalam situasi itu. Dan juga kita perlu mengerti situasi supaya kita dapat
mengetahui masalah-masalah yang
memperlukan perhatian kita.
II.3
Cara Pengambilan Keputusan Etis
Dalam
pemgambilan keputusan etis kita harus menggunakan beberapa cara, yaitu :
1. Doa, Ibadah, dan roh Kudus.
a. Doa
harus dipandang bukan hanya sebagai jalan untuk memohon bimbingan Tuhan untuk
keputusan-keputusan yang sulit, tetapi juga sebagai jalan untuk mengakrabkan
persekutuan kita dengan Tuhan. Doa meningkatkan kemampuan kita untuk
mengambilan keputusan yang tepat.
b. Gaya
kehidupan seseorang yang dibentuk dari
ibadat jemaat sama pentingnya dengan petunjuk yang diutarakan di dalam khotbah
dan khotbah yang langsung menjurus kepada masalah yang dihadapi oleh anggota
jemaat.
c. Roh
kudus dapat membimbing pikiran seseorang
yang betul-betul mencari kehendak Tuhan. Dan juga dapat mengubah
kehendak kita agar supaya menjadi lebih sesuai dengan kehendak Tuhan serta
menuntuk kita untuk dapat melakukan kehendak Tuhan itu.
2. Gereja dan
Orang-orang lain.
a. Seorang
Kristen tidaklah mengambil keputusan-keputusan dengan seorang diri. Ia adalah
anggota suatu persekutuan, ia didukung oleh kasih dan kesetiaan orang-orang
Kristen yang ada dalam persekutuan tersebut, dan dibimbing oleh kebijaksaanaan
mereka.
b. Seorang
Kristen juga memperluakan nasihat dan persahabatan dari orang-orang lain yang
bukan Kristen. Acap kali orang-orang yang tidak seiman dengan kita memiliki
pengetahuan dan pandangan yang tidak kita milik. Kadang kala mereka dapat
membangkitkan kepekaan kita kepada kebutuhan dunia atau unsur dalam kehendak
Tuhan yang kurang kita perhatikan.
3. Alkitab, pengaruh Alkitab yang paling penting dalam
pengambilan keputusan etis. Bukan bimbingan yang diperoleh dari Alkitab disaat
kita menghadapi masalah moral, tetapi peranannya dalam membentuk iman dan
tabiat kita dalam kehidupan kita. Pengaruh moral dari Alkitab tidaklah mempunya
batas kepada norma-norma dan petunjuk-petunjuk moral yang termuat di dalamnya.
Dengan mempelajari semua bahan ini orang Kristen dibekali untuk mengambil
keputusan.
Berita
Alkitab yang utama bukan hanya petunjuk-petunjuk tentang bagaimana kita harus
hidup. Terutama ialah sebagai buku kesaksian tentang perbuatan Allah demi
mannusia, dengan mempelajari bagaimana Allah bekerja dalam zaman Alkitab. Kita
dibantu untuk mengerti bagaimana Ia bekerja masa kini. Meskipun, pembentukan
tabiat dan iman dipengaruhi oleh Alkitab, namun dalam proses pengambilan
keputusan etis kita mencari bahan Alkitab yang menyangkut masalah yang kitab
hadapi.
4. Bahan bacaan.
Kemampuan kita untuk mengambil keputusan-keputusan etis dapat ditingkatkan
dengan membaca bahan lain seperti buku-buku selain Alkitab. Dengan mengambil
bahan bacaan yang lain itu menambah pengetahuan umum kita untuk menentukan
dalam mengambil keputusan etis.
BAB
III
KESIMPULAN
III.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan kita sehari-hari kita
tidak terlepas dari pengambilan keputusan etis. Banyak orang yang simple dalam
kehidupan dimana kita harus mengambil keputusan yang sulit. Tetapi pengambilan
keputusan etis haruslah berdasarkan Iman, norma-norma, dan juga melihat situasi
dimana kita harus mengambil keputusan etis. Dalam pengambilan keputusan
etis kita harus mendasari keputusan yang
akan kita ambil menerut Alkitab, karena Etika Kristen berdasarkan Alkitab.
DAFTAR PUSTAKA
BROWNLEE
MALCOLM,Pengambilan Keputusan Etis dan
Faktor-faktor di
Dalamnya, BPK
Gunung Mulia, 2012.
0 Comments