BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Zaman
perluasan agama Islam merupakan zaman kemunduran bagi kekristenan di Asia.
Gereja-gereja sebagai golongan minoritas di Negara-negara Islam dan lainnya
dengan susah payah mempertahankan imannya. Pada abad pertengahan visi dan semangat untuk mengabarkan Injil ke seluruh
dunia ternyata dilupakan. Akan tetapi, pada abad ke-15 mulailah zaman baru di
Eropa yang membawa pembaruan kebudayaan, kemajuan teknologi dan pembaruan
rohani. Dari permulaannya, kekristenan yang dibawa oleh gereja barat
bersangkut-paut dengan imperialisme. Penjajah sering menyuruh penduduk setempat
dibaptis karena paksaan sebagai tanda tunduk kepada pemerintahan penajah. Para
utusan Gereja Katolik roma mempunyai visi
yang lebih luas daripada ambisi penjajahan negeri-negerinya sendiri.
Tempat-tempat penjajahan Portugal di Asia menjadi batu loncatan bagi
penginjilan ke seluruh benua itu. Kita akan mengkaji lebih dalam mengenai
hal-hal yang menyangkut pekabaran Injil bahkan khususnya di Cina dan India yang
mempunyai hubungannya dengan perkembangan Gereja.
1.2
TUJUAN
PENULISAN
Kami
menulis makalah ini dengan beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Agar
kita dapat mengetahui secara lebih spesifik dan lebih rinci mengenai sejarah
perkembangan Gereja di Cina dan India
b. Agar
kita dapat memiliki pemahaman yang benar tentang sejarah perkembangan
Gereja di Cina dan India dan kemudian
membagikannya kepada mereka yang belum mengetahuinya ataupun yang mempunyai
pemahaman yang salah.
1.3
MANFAAT
PENULISAN
Kita
dapat lebih banyak tahu tentang perkembangan Gereja dan sejarahnya dalam
berbagai Negara bahkan khususnya secara spesifik sejarah Gereja di Cina dan
India. Bukan hanya Sejarah perkembangan Gereja Protestan tetapi juga Gereja
Non-Protestan.
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1PEKABARAN
INJIL DI CINA
1. Kedatangan
Injil di Cina
Sumber utama
permulaan sejarah Gereja di Cina adalah monument Ch’ang-an, yang ditemukan oleh
buruh-buruh di Cina Utara Barat pada tahun 1625. Monument tersebut terdiri dari
batu, yang tingginya lebih dari dua meter, didirikan pada tahun 781 untuk
merayakan kedatangan “aga-ma Siria termasyur” ke Cina. Aga Kristen berkembang
di Cina, tetapi kurang berakar. Latar belakang agama dan kebudayaan Cina
berlawanan dengan ciri-ciri khas kekristenan gaya Nestorian. Selain factor-faktor
perintang tersebut, gereja tergantung pada perlindungan pemerintah, sehingga
agama Kristen berhasil dengan dukungan pemerintah, tetapi mundur apabila
pemerintah bersikap keras ataupun pada saat pemerintah pusat lemah. Pada abad
ke-10 gereja hampir punah oleh penganiayaan keras. Pada abad ke-14 umat Kristen
diusir, bersama dengan penjajah Monggol. Sejumlah besar orang Kristen Nestorian
adalah pedagang, yang mengabarkan injil secara spontan melalui jalan raya
perdagangan; ke arah selatan melalui India sampai ke Srilangka dan Cina
Selatan, atau melalui “Jalan Sutra” Asia Tengah dan padang gurun Gobi sampai ke
Cina Utara.
Beberapa agama
lain, termasuk Manicheisme, agama Zoroaster dan Islam, masuk ke Cina
bersama-sama dengan agama Kristen pada abad ke-7 setiap agama asing hanya
berhasil menarik sejumlah kecil penduduk, karena agama asing tersebut terbentur
dengan kebudayaan dan adat istiadat keagamaan yang kuat dan tinggi, yang sudah
menjadi darah dan daging bangsa Cina.
2. Ajaran
Gereja di Cina
Di antara
naskah-naskah yang ditemukan di Tunhuang terdapat empat naskah yang diduga
ditulis pada zaman Alopen. Inti pokok Injil yang disampaikan dalam tulisan
Alopen disesuaikan dengan kebudayaan Buddha dan filsafat Kong Hu Cu. Dalam
“Kitab yang memperkenalkan AL-Masih” Tuhan Allah disamakan dengan angin, yang
tidak terlihat tetapi ada dimana-mana. Manusia dari permulaan tergantung pada
Allah, namun karena tipu daya iblis manusia membuat patung dewa dewi dari emas,
perak, tembaga, tanah liat dan kayu, lalu menyembahnya, dan dengan demikian
manusia jatuh ke dalam dosa.
Monument
Ch’ang-an, yang didirikan oleh adam (Ching-ching), tokoh teologi Cina yang
terkenal, pada abad ke-8 (781), menunjukkan perkembangan teologi gereja Cina
yang lebih matang. Tulisan mengenai Mesias menjelaskan bahwa Kristus satu
oknum, namun bertabiat dua. Dengan menekankan baik tabiat ilahi maupun tabiat
manusia dalam oknum Kristus menjadi tampak pengaruh Nestorian. Banyak ahli
teologi pada masa lalu beranggapan bahwa kekristenan kurang berakar di Cina
justru karena teologi Gereja Nestorian lemah, sehingga injil tidak dikabarkan
sebagaimana mestinya.
3. Gereja
dibawah dinasti T’ang
Kekristenan
masuk Cina dengan izin pemerintah, dan perkembangan gereja di Cina tergantung
pada dukungan dan perlindungan pemerintah. Akan tetapi, tidak semua kaisar
bersikap toleran terhadap agama Kristen. Ditambah lagi, dinasti T’ang makin
lama makin lemah, sehingga negeri Cina dilanda keributan dan perang saudara,
dengan akibat gereja mudah kena serang. Gereja mencapai puncaknya di Cina pada
zaman pemerintahan Teh Tsung (780-805). Umat Kristen yang tetap merupakan
minoritas di Cina terdiri dari pedagang-pedagang atau para biarawan yang
kebanyakan orang asing. Agama Kristen pada zaman itu belum sampai berakar,
seperti agama Buddha berakar, menjadi darah dan daging bangsa Cina.
Naskah-naskah
Cina abad ke-11 sampai dengan abad ke-13 menyebutkan nama orang Nestorian hanya
dalam hubungan dengan masa lalu. Mengapa gereja tidak berakar di Cina, sampai
akhirnya menjadi hilang? Sebabnya ada bermacam-macam. Tentu saja penghambat
merupakan suatu faktor yang menentukan, pertama dari ekstremis-ekstremis
Buddhis, ditambah lagi edik pemerintah tahun 845 yang menutup biara-biara.
Kekristenan Nestorian sulit berakar di tanah Cina karena sifatnya yang tidak
bernoda asing. Ternyata kebanyakan umat Kristen tetap merupakan orang asing
atau kerukunan bangsa asing.
4. Gereja
pada masa kekaisaran Monggol
Pada abad ke-13
bangsa Monggol, dipimpin oleh Genghis Khan, merebut Cina Utara dan menguasai
seluruh Asia Tengah ke Eropa. Suku-suku Monggol sudah lama diinjili oleh
pedagang-pedagang dan rahib-rahib Nestorian. Baik kaum Buddha maupun kaum
Nestorian menentang kedatangan orang-orang Katolik. Tokoh-tokoh Nestorian takut
kalau-kalau para misionaris katolik menyebabkan perpecahan dalam Gereja. Gereja
di Cina berkaitan erat dengan penjajahan Monggol. Sama seperti pada masa
dinasti T’ang, umat Kristen bergantung pada perlindungan pemerintah. Sejumlah
besar orang Kristen di Cina termasuk golongan orang kaya dan berpangkat tinggi
dan kebanyakan orang asing. Sekali lagi, kekristenan hampirlenyap di Cina.
Akibat pengalaman pada masa penjajahan Monggol,negeri Cina menjadi tertutup dan
tidak mau menerima pengaruh-pengaruh mana saja dari luar.[1]
2. 2PEKABARAN
INJIL DI INDIA
Bapa Sending di
India, ialah William Carey (1761-1834). Sebagaimana kita sudah maklum, Careylah
yang mendirikan “Baptist Missionary Society” (Perhimpunan Sending Baptis) pada
tahun 1792. Mula-mula ia hanya seorang tukang saja, tetapi oleh kecakapan, kesalehan
dan semangatnya, ia menjadi salah seorang pekabar Injil yang ternama dalam
sejarah Gereja Kristus. Pada tahun 1793 ia tiba di Kalkuta, tetapi oleh
perlawanan dari pihak kompeni India-Timur Inggeris yang pada masa itu berkuasa
atas India, ia terpaksa memulai pekerjaannya di Serampur (dekat Kalkuta), suatu
daerah jajahan kecil Denmark. Di samping pemberitaan Injil secara umum, Carey
terutama mengusahakan terjemahan Alkitab. Sejak tahun 1813 pemerintah Inggeris
sudah membolehkan dan menyokong pekerjaan Pekabaran Injil. Pada Tahun 1818,
Carey membuka sebuah sekolah tinggi di Serampur, yang berpengaruh besar dan
kini masih ada.
Semenjak tahun 1833, pemerintah
memberi juga izin-masuk kepada
perhimpunan-perhimpunan Sending yang bukan-Inggeris. Kini adalah kurang lebih
50 juta orang Kristen India dan Pakistan, separuhnya Protestan.
Kebanyakan penduduk India menganut
agama Hindu, sedang penduduk Pakistan kebanyakan memeluk agama Islam. Hinduisme
bukanlah hanya suatu agama saja, tetapi pada hakekatnya, tak lain dari seluruh
bentuk hidup sosial bagi hampir segenap bangsa India. Siapa memerangi
Hinduisme, sebetulnya membongkar seluruh hidup India. Sungguhpun demikian, ada
banyak orang India terpelajar, yang sangat menghormati Tuhan Yesus. mereka suka
menjunjung Dia sebagai salah seorang pemimpin rohani besar, yang juga “mencari
kebenaran” dan sudah memberi jawab-Nya sendiri atas masalah keilahian, asalkan
jangan dituntut dari mereka supaya mengikuti Dia dengan memutuskan hubungan
mereka dengan tradisi agama mereka sendiri.
Akan tetapi Gereja Kristen
berpengaruh besar juga di India, pertama-tama oleh pengajaran Kristen yang amat
baik, yang telah menarik hati banyak orang yang bukan-Kristen. Lagipula oleh
karena kerajinan banyak orang Kristen muda untuk memberi kesaksian tentang
Kristus di sekeliling tempat kediamannya. Dan tentulah juga oleh sebab Gereja
bagaikan besi berani terhadap lapisan-bawah masyarakat. Gereja berusaha mencari
bentuk-bentuk India asli untuk pemberitaan dan theologianya; pokok-pokok itu
dirundingkan dalam “ashram-ashram” Kristen, yaitu rumah perasingan, tempat
pemimpin-pemimpin Kristen menarik diri dari kesibukan hidup sehari-hari untuk
bertukar pikiran, mempelajari Alkitab dan tepekur.[2]
1. Tokoh-tokoh
penginjilan lain
a. Bartholomeus
Ziegenbalg dari Denmark(thn. 1684-1719). Ia berasal dari persekutuan Halle yang
tiba di India pada tahun 1706.
b. Thomas
Fanshawe Middleton (1769-1822) dari Inggris. Ia menjadi Uskup Gereja Anglikan
pertama di Calcutta pada tahun 1814.
c. Henry
Martyn (1781-1810) dari Inggris berangkat meninggalkan kekasihnya, Lydia karena
merasa terpanggil mengabarkan Injil. Ia tiba di India (Calcutta) tahun 1806
lalu melakukan penginjilan disana.
d. Gottlieb
Pfander (lahir di Jerman tahun 1803), bersama muridnya: Valpy French ke India
pada tahun 1837.
e. Pandipeddi
Chenchiah (1886-1959), seorang hakim India yang beralih dari agama Hindu masuk
menjadi Kristen.
2. Usaha
/ Kemajuan Penginjilan
a. Usaha
sekaligus metode kerja Bartholomeus Ziegenbalg: Gereja dan sekolah harus
bergandengan tangan. Maksudnya agar gereja berupaya membangun pendidikan bagi
penduduk setempat, sehingga minimal mereka bisa membaca, termasuk membaca
Alkitab. Selanjutnya tujuan kegiatan penginjilan adalah pertobatan
sungguh-sungguh dan bersifat pribadi.
b. Thomas
Middleton mendirikan Sekolah Uskup di Calcutta di Propinsi Bengal untuk
mempersiapkan tenaga pribumi bagi gereja setempat. Sekolah ini kemudian menjadi
salah satu pusat penting misi di India.
c. Usaha
sekaligus metode Henry Martyn adalah: mempelajari dan menerjemahkan Alkitab ke
dalam bahasa setempat seperti: bahasa Sansekerta, Persia, Arab dan Hindustan,
Urdu (bahasa resmi di Pakistan – ketika Pakistan yang sekarang, masih satu
wilayah dengan India).
d. Valpy
French berhasil mendirikan sebuah universitas
bernama: Forman College di Lahore.
e. Pandipeddi
Chenchiah berhasil menjadi seorang Kristen dengan pemikiran yang cemerlang.
Pemikiran para teolog India telah turut mengantar India menjadi Negara merdeka
pada tahun 1947.[3]
2. 3MISI
KATOLIK ROMA
1. Cina
Sudah dua kali
agama Kristen masuk Cina dan berhasil berkembang untuk sementara waktu, nanum
tidak sampai berakar. Kong Hu Cu berpengaruh besar di Cina baik di bidang
politik maupun kebudayaan. Agam Buddha dan Taoisme kuat di antara masyarakat
umum . Sejak jatuhnya dinasti monggol
pada tahun 1370 di negeri Cina tertutup terhadap segala pengaruh asing.
Beberapa tahun kemudian bangsa Portugis menguasai pelabuhan Macau, dan
Spanyolmenguasai Filipina. Kedua tempat itu menjadi batu loncatan bagi misi
Katolik. Bangsa Cina menganggap peradaban Cina sebagai peradaban yang tertinggi
didunia, sehingga mereka sulit untuk menerima ajaran dari luar, yang di anggap
lebih rendah. Ricci membuktikan bahwa kekristenan tidak bertentangan dengan
ajaran Kong Hu Cu ataupun dengan penghargaan terhadap kehidupan berkeluarga.
Setelah di pelajari dan di pikirkan masak-masak, Ricci memutuskan bahwa orang
Kristen boleh tetap mengadakan upacara menghormati Kong Hu Cu dan nenek moyang,
atas dasar upacara tersebut mempunyai arti penghormatan, bukan sembayang. Hasil
pelayanan Ricci membuahkan beberapa orang cendekiawan menjadi Kristen, di
antaranya Hsu Kuang-ch’I, di baptis dengan nama Paul Hsu, yang keturunannya
sampai sekarang menonjol dalam Gereja Katolik di Cina. Gereja-gereja didirikan diBeijin, Nainjing
dan banyak kota lain di Cina.
Pada tahun 1644
diperkirakan ada 255.000 orang Kristen di Cina, termasuk beberapa anggota
Istana. Diperkirakan pada tahun 1705 ada 300.000 orang Kristen yang terpencar
di setiap provinsi Cina. Gereeja sudah bertambah besar, namun masih tetap sebagai
kelompok minoritas dari seluruh penduduk Cina. Misi katolik di Cina dilemahkan
oleh pertikaian sengit yangberlarut-larut , yaitu kontroversi tentang upacara
istiadat Cina.
2. India
Pada akhir abad
ke-16 Gereja Katolik Roma sudah kuat di Goa, dan berkembang di daerah pantai
India, di wilayah jajahan Portugis. Perluasan gereja di luar wilayah jajahan
Portugal menemui kesulitan. Agama Hindu sudah mendarah-daging dalam masyarakat
dan kebudayaan India. Penantangnya yang paling berhasil bukan agama Kristen, melainkan
agama Islam.
Pada tahun 1605
Roberto De Nobili (1577-1656) tiba di Madurai, India Selatan, pusat kebudayaan bangsa
Tamil. Nobili berasal dari lingkungan bangsawan Italia dan masuk ordo Serikat
Yesus pada tahun 1597. Ia melihat dua masalah yang merupakan rintangan berat
bagi usaha mengabarkan Injil di India. De Nobili bermaksud mendekati
orang-orang terkemuka melalui metode Ricci, yaitu meyesuaikan diri sejauh
mungkin dengan kebudayaan setempat. Ia berusaha membuktikan bahwa kekristenan
berlaku untuk semua orang di seluruh dunia. De Nobili menegaskan bahwa sistem
kasta merupakan sistem sosial berdasarkan kebudayaan, dan tidak bertentangan
dengan iman Kristen. Ia merasa terpanggil menjadi seperti seorang India bagi
orang India., supaya ia memenangkan orang-orang India. Menjelang akhir abad
ke-17 kasta-kasta rendah di Madurai mengalami suatu gerakan pertobatan massal,
sehingga pada 1703 kurang lebih 200.000 orang telah beralih agama menjadi
Kristen.
Pada tahun 1622
Paus Gregorius XV mendirikan Kongregasi Suci untuk Perambatan Iman sebagai
badan misi yang berkuasa memimpin segala misi yang berkuasa memimpin segala
misi Gereja Katolik. Alasannya adalah keluasan negeri India yang tidak mungkin
seluruhnya diinjili oleh bangsa Portugis. Pertikaian berlarut-larut antara Paus
dan pemerintah Portugal merintangi perkembangan gereja. Meskipun menghadapi
berbagai tantangan, gereja berkembang
terus, sehingga pada tahun 1800 jumlah anggota Gereja Roma Katolik di India diperkirakan
sejuta orang.[4]
BAB
III
PENUTUP
3. 1KESIMPULAN
Sejarah
perkembangan Gereja di Cina dan India banyak mengalami peristiwa yang membuat
perkembangan Gereja menjadi naik turun. Kadang gereja mengalami keberhasilan
usaha pekabaran Injil, tetapi kadang juga mengalami penghambatan yang membuat
Gereja lemah dan sulit berkembang. Namun, dari kesemuanya itu, Gereja
menunjukkan kegigihan dengan usaha mengabarkan Injil dan berusaha membuat agama
Kristen dikenal diantara orang-orang yang memiliki kepercayaan lain. Injil
selalu berusaha dikabarkan di tengah banyaknya hambatan dan tantangan.
Daftar
Pustaka
Ruck, Anne., Sejarah Gereja Asia.
BPK Gunung Mulia. Jakarta: 2011.
Berkhof, H., Enklaar, I. H.,
SEJARAH GEREJA. BPK Gunung Mulia. Jakarta: 2013.
Moningka, Edmond CH., Penginjilan
di beberapa Negara Asia.
0 Comments